Ulasan Seputar Faktor Terjadinya Kehamilan Ektopik dan Bahayanya

By | 15 July 2018

Setiap wanita yang mengalami masa hamil pasti menginginkan jika hamil dalam kondisi sehat tidak hanya untuk ibu namun juga janin. Namun, kondisi seperti komplikasi tetap menjadi resiko tersendiri bagi ibu dan bahaya terbesarnya adalah kematian yang umumnya terjadi karena pendarahan. Salah satu komplikasi yang terjadi saat masa hamil adalah kehamilan ektopik yang merupakan kehamilan di luar kandungan dan umumnya terjadi di bagian tuba falopi.

Umumnya, kehamilan yang terjadi di luar kandungan ini disebabkan karena adanya kerusakan pada bagian tuba falopi misalnya disebabkan karena peradangan. Karena kerusakan yang terjadi itulah, menyebabkan sel telur yang sudah dibuahi akhirnya tidak masuk ke dalam rahim dan justru menempel pada bagian tuba falopi sehingga tidak jarang kehamilan ini disebut juga dengan kehamilan uba.

 

Selain kerusakan atau peradangan pada tuba falopi, kehamilan di luar kandungan juga bisa disebabkan karena:

  • Pemilihan alat kontrasepsi jenis spiral dan jika setelah penggunaan terjadi kehamilan, maka kemungkinan besar akan terjadi kehamilan di luar kandungan.
  • Sudah pernah mengalami kehamilan luar kandungan sebelumnya.
  • Mengalami inflamasi ataupun infeksi tidak hanya di tuba falopi namun bisa saja di bagian lainnya seperti di bagian panggul.
  • Memiliki masalah kesuburan dan cara pengobatannya yang salah.
  • Pembukaan dan pengikatan tuba falopo yang kurang sempurna saat sterilisasi.

 

Bahaya paling parah dari kehamilan di luar kandungan adalah kematian tidak hanya ibu namun juga janin. Umumnya, komplikasi pada kehamilan yang terjadi di luar kandungan ini akan berakhir dengan aborsi untuk keselamatan sang ibu. Hal tersebut disebabkan daerah atau organ yang ditumbuhi oleh sel telur tersebut, selain rahim, tidak dirancang atau tidak bisa dipergunakan untuk tempat tumbuh kembang sang embrio sebelum lahir. Karena hal tersebutlah, embrio tidak bisa berkembang secara maksimal dan bahaya kehamilan ektopik tersebut menyebabkan kematian embrio atau janin. Bahkan karena kasus kehamilan ektopik ini, sekitar 16%-nya menyebabkan kematian pada sang ibu disebabkan karena kandungan pecah yang menyebabkan pendarahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *